Assalammu'laikum---Selamat Datang Di Blog Perguruan Al-Hikmah Wilayah Kalimantan Barat Cabang Singkawang---Semoga Artikel Yang Kami Sediakan Dapat Bermanfaat

Selasa, 15 Mei 2012

SEJARAH BERDIRINYA PERGURUAN AL-HIKMAH (BAGIAN 2)

A. RIWAYAT KH. M. TOHA bin SYI ’IN

Konon semenjak kecil Pak Toha bercita -cita ingin memiliki ilmu yang sekarang disebut Al-Hikmah. PakToha belajar di pesantren di daerah Banten selama 7 tahun tapi cuma mendapat Ilmu Qiro ’at, Fiqih dan silat Cipecut. Setelah 7 tahun Pak Toha berpikir, biaya sudah habis namun ilmu yang di cita – citakan belum juga di dapat. Akhirnya Pak Toha pulang dari pesantren kerumahnya yang berada di Jakarta. Ditengah perjalanan di atas kereta api, yang insya Allah jumlah dari gerbong kereta api tersebut adalah sebanyak 6 gerbong. Beliau duduk melamun memikirkan biaya telah habis, namun ilmu yang di cita – citakan belum di dapat. Disaat sedang melamun, tiba – tiba datanglah 3 orang berpakaian jawara menyapa Pak Toha. Sambil duduk salah seorang dari mereka berkata,” Ada ilmu yang dibaca dua kalimat Syahadat, tapi bila ditunjuk ke orang yang berniat jahat maka orang tersebut langsung terpental”. Pak Toha kaget lalu bertanya, ” Ilmu apa yang tadi diceritakan dan berada dimana ?”

Kemudian salah seorang dari ke 3 orang tersebut mengambil bungkusan rokok yang isinya tinggal 1 batang. Lalu bungkus itu dipakai untuk menuliskan alamat keberadaan ilmu tersebut. Selagi Pak Toha membaca alamat tersebut ke 3 orang itu tiba – tiba sudah menghilang, dicari di 6 gerbong ke 3 orang tersebut tidak ditemukan.

Sangat disayangkan bahwa kita tidak diberitahukan alamat atau nama kampung yang tertera ditulisan pada bungkus rokok itu. Setelah menempuh perjalanan, akhirnya Pak Toha pun sampai di rumahnya. Setiba dirumah disambut oleh Bapaknya dengan pertanyaan, ” Gimana Toha, apakah yang kamu cita – citakan sudah berhasil ?” Pak Toha menjawab, ” belum berhasil Pak, sewaktu dalam perjalanan pulang ada 3 orang di kereta api yang memberi saya alamat, namun biaya telah habis ”.

Pada waktu itu bapaknya Pak Toha mempunyai seekor kuda dan delman, maka dijualah kuda dan delman tersebut seharga Rp. 40,- ( empat puluh rupiah ). Dengan tujuan untuk dipakai biaya Pak Toha mencari Ilmu. Hingga bapaknya Pak Toha beralih profesi menjadi tukang daun dan tali.

Berangkatlah Pak Toha dari rumahnya di Jakarta, naik di halte satu dan turun di halte yang lainnya. Tetapi setiap ditanya berhenti di halte yang mana ? Pak Toha selalu menjawab, ” diam kamu !”. Setelah turun di halte yang terakhir, Pak Toha berjalan kaki melewati sawah yang luas, pada saat itu sedang panen. Sampai ditengah persawahan tibalah saatnya waktu maghrib, akhirnya Pak Toha pun membabat jerami untuk digunakan sebagai ampar.

Setelah subuh Pak Toha melanjutkan lagi perjalanan menuju alamat pesantren yang tertera di bungkus rokok itu. Menjelang maghrib Pak Toha baru sampai di pesantren yang dituju. Pak Toha mengucapkan salam dan dijawab oleh Kyai pesantren tersebut dengan Wa Alaikum sallam. Kyai tersebut lalu bertanya, ” mau kemana kamu Toha ?”. Pak Toha kaget dan tertegun (karena Kyai itu tahu namanya) sambil menjawab,” saya hanya ingin mencari ilmu Kyai ”.

Ditempatkanlah Pak Toha di masjid oleh kyai tersebut dengan kalimat, ” karena ilmu Qiro’at dan Fiqih kamu sudah cukup. Ketika waktu sholat tiba kamu harus mengisi air tempat wudhu ”. Pekerjaan tersebut dilakukan Pak Toha selama 3 tahun kurang 10 hari. Pada saat itu santri dari Kyai tersebut berjumlah sebanyak 300 orang. Sepengetahuan Pak Toha selama 3 tahun kurang 10 hari itu, Pak Toha belum pernah melihat Kyai tersebut melaksanakan sholat di masjid, baik sholat Jum’at ataupun sholat 5 waktu. Hanya saja apabila datang waktu siang selepas dhuha, Kyai tersebut mengajak Pak Toha untuk menanam padi, singkong dan jenis palawija lainnya. Setelah 3 tahun kurang 10 hari Pak Toha berpikir, saat tiba waktu subuh Pak Toha membawa Al – Qur’an menghadap Kyai tersebut dengan maksud ingin mengaji.Tapi ditolak oleh Kyai tersebut dengan ucapan, ” Toha ilmu Qiro’at kamu sudah cukup di Banten ”, lalu Pak Toha diberi uang se-gobang atau 5 sen, kemudian disuruh membeli daun kawung atau daun rokok dengan pesan, ” kamu jangan tidur sebelum saya datang ”.

Pada waktu itu uang se-gobang dapat daun kawung sebanyak 5 ikat dan di bawalah daun kawung itu ke masjid. Sesuai dengan pesan, Pak Toha menunggu di masjid dari subuh sampai kurang lebih jam 02.00 WIB dini hari. Akhirnya Kyai tersebut datang memasuki masjid, pada saat itu Pak Toha sedang duduk ditiang tengah masjid. Sesampainya di dalam masjid Kyai tersebut mengucapkan salam dan di jawab oleh Pak Toha dengan wa alaikum sallam.

Sambil duduk Kyai itu berkata, ” Toha, ternyata niat kamu memang sudah sungguh-sungguh ”. Duduklah Kyai tersebut berhadapan dengan Pak Toha yang waktu itu duduk menghadap arah kiblat. Maka dari sinilah jatuh syarat ngerawat bahwa si murid harus menghadap arah kiblat dan Pembina atau Perawat Al-Hikmah menghadap ke arah si murid, yaitu saling berhadapan.

Setelah duduk saling berhadapan Kyai tersebut pun bertanya tentang daun kawung yang dipesannya. Pak Toha mengeluarkan ke 5 ikat daun kawung tersebut, lalu mulailah Kyai tersebut mencabuti satu persatu daun kawung itu yang ternyata di dalamnya sudah tertulis ayat – ayat Al – Qur’an, sambil mencabut. Kyai tersebut bertanya, ” ini yang kamu cari Toha ?” Pak Toha menjawab, ” bukan Kyai. ”.

Terus menerus seperti itu sampai akhirnya daun kawung yang 5 ikat tersebut hanya tinggal tersisa 2 lembar saja. Lalu kyai tersebut memegang kedua lembar daun kawung yang tersisa sambil bertanya, ” Toha setiap yang dicabut tadi terdapat tulisan ayat Al-Qur’an tapi kenapa kamu menolaknya ?” Pak Toha menjawab, ” maaf Kyai, bukan itu yang saya cari ”. Kyai berkata, ” bagaimana kalau yang kamu cari tidak ada disini ( maksudnya 2 lembar daun kawung yang tersisa )”. Pak Toha menjawab lagi, ” saya ridlo kalau memang tidak ada, tapi karena ilmu itu diturunkan ke dunia, tolong saya diberi petunjuk ”. Kyai tersebut tersenyum sambil berkata, ” tenang kamu Toha ”. Lalu mencabut 2 lembar daun kawung yang tersisa sambil membaca ”Asy’ hadu ala illaha ilallah wa asy’ hadu anna Muhammadur Rasulullah” ”Benar itu Kyai !”, seru Pak Toha. Namun Kyai tersebut membelah daun kawung tersebut sambil berkata ” Semua yang bergerak di perut adalah hak kamu dan yang bergerak di tangan adalah hak H. Amilin ”. Pada waktu itu H. Amilin baru berusia 7 tahun, tapi sudah dipanggil Haji. Kyai tersebut berkata, ” suatu hari nanti akan ada anak buah kamu yang dapat menyatukan ilmu ini ”.

Terjadi perbedaan pendapat antara murid Pak Toha dengan murid H. Amilin, bahwa bohong H. Syaki ngaku – ngaku muridnya H.Amilin. Kebenarannya, waktu itu Pak Toha mempunyai 60 perwakilan yang di antaranya termasuk H. Syaki. Namun dari 60 perwakilan hanya H. Syaki yang menerima surat dari Pak Toha untuk belajar dengan H. Amilin di Garut. Ini fakta yang menguatkan bahwa H. Syaki adalah termasuk salah satunya murid H. Amilin. Setelah 3 tahun kurang 10 hari dan merasa telah mendapatkan ilmu yang diinginkannya, Pak Toha pun pulang kerumahnya.

Setelah sampai dirumah, disambut oleh adiknya yang bernama Sukardi yang kebetulan pada waktu itu sedang kalah main,” wah kebetulan Toha kamu pulang, ajarin gue silat Cipecut nih ”. Pak Toha pun bersedia mengajarinya, namun dari mulai waktu isya sampai menjelang subuh Sukardi tidak bisa mempelajarinya. Setelah waktu subuh tiba dan pada waktu ibunya Pak Toha sedang menggoreng singkong di atas sebuah wajan atau kuali, keduanya sudah merasa kelelahan. Pak Toha pun agak lepas kontrol dan berkata, ” goblok amat kamu belajar begini saja nggak bisa – bisa ”. Sukardi yang mendengar omongan ini jadi emosi, maka dia menyerang berniat memukul Pak Toha, namun secara reflek Pak Toha menunjuk Sukardi sehingga terpental menduduki kuali yang sedang dipakai menggoreng singkong. Si Ibu menjerit ketakutan, namun Bapaknya Pak Toha bersorak girang sambil berkata, ” Nggak percuma aku habis modal akhirnya anakku berhasil mendapatkan ilmu yang di inginkannya ”.

Sehabis kejadian itu akhirnya Sukardi berkata,” ngapain lu ngajarin gue silat Cipecut, itu aja yang lu ajarin ke gue”. Disitulah pertama kali Pak Toha mengajarkan ilmu Al-Hikmah kepada adiknya Sukardi dan jatuh kebiasaan dimana kita ikhwan Al-Hikmah disyahkan menjadi Pembina atau Perawat Al – Hikmah, dihimbau untuk membina atau merawat keluarga terlebih dahulu sebelum orang lain. Setelah di ajarkan ilmu Al-Hikmah akhirnya Sukardi berangkat main lagi tapi kalah lagi. Maka di ikatlah oleh Sukardi hingga semuanya tampak bengong seperti patung. Lalu Sukardi mengambil semua uang yang ada tapi hal ini diketahui oleh Pak Toha hingga akhirnya jatuh sumpahnya Pak Toha dari kejadian itu.

Bahwa setiap muslimin muslimat yang ingin masuk atau belajar ilmu Al-Hikmah harus bisa dan mau mengerjakan segala perintah ALLAH dan menjauhi segala larangan- Nya.


B. RIWAYAT KH. M. SYAKI ABDUSYUKUR bin SARTAWI

Pada tahun 1935 Abah H. Syaki berjalan di jalanan Jakarta dan melihat orang-orang yang sedang latihan. Melihat kejadian aneh, orang mukul mental dengan cuma ditunjuk. Karena penasaran abah pun turun gelanggang, tapi begitu nyerang langsung terpental. Setelah berapa kali abah pun yakin bahwa memang benar. Abah pun minta di ajari sama Pak Toha, tapi dijawab, ” nanti saja dek. Kalau kamu sudah dewasa tagih hutang sama saya ”. Pada waktu itu abah dikasih kenit ( batu cincin yang di buntel ) sebanyak 3 buntelan sambil berkata, ” bawa ini insya Allah dengan membawa inipun kamu akan selamat ”.

Tahun 1952 setelah anak abah, Ramli lahir. Abah pun di syahkan menjadi Pembina atau Perawat untuk mengajar. Tapi abah belum mau disyahkan, tapi dipaksa oleh Pak Toha dengan ucapan, ” nggak apa – apa terima aja dulu ”. Setelah disyahkan tahun 1952, maka pada tahun 1957 Pak toha pun wafat. Inilah saat pertama kali turun wirid’an dari Pak Toha. Karena sebelumnya Al-Hikmah tanpa wirid’an.

Riwayatnya ketika abah datang ke Jakarta, Pak Toha sedang sakit karena kedatangan 3 orang tamu yang kurang sopan. Pak Toha pada waktu itu sedang lengah. Tamu tersebut mengucap salam dan bertanya dengan kasar, ” mana Toha ”. Pak Toha marah lalu keluar dan memukul tamu tersebut, namun Pak Toha malah terpental. Kemudian tamu tersebut pulang dan berkata,” Toha, sampai disini saja kamu mengurus ilmu ini ”. Setelah seminggu abah menemani Pak Toha yang sedang sakit di Jakarta, abah disuruh pulang dengan kalimat, ” Kamu dosa meninggalkan anak istri di rumah ”.

Abah pun pulang dan setibanya di rumah menyuruh Surnita (adik laki – laki abah) untuk ke Jakarta menunggu dan menemani Pak Toha yang sedang sakit. Begitu sampai, Pak Toha sedang dikelilingi keluarga. Pak Toha bertanya, ” mana adiknya Syaki ? ”, ” saya abah ”, sahut Surnita. Waktu itu Pak Toha memberikan amplop sambil berkata, ”amplop ini jangan di buka, kalau bukan Syaki sendiri yang membukanya ”. Begitu amplop jatuh ke tangan Surnita, maka saat itulah Pak Toha Wafat. Surnita pun pulang kerumah dan memberikan amplop tersebut ternyata berisi 3 lembar kertas surat dan satu lembaran kitab ” tajul muluk”.

>>>Lembar pertama adalah syarat syarat yang harus di pegang oleh para penerima ilmu,
>>>Lembar kedua isinya 6 wiridan yang sekarang menjadi salah satu kewajiban para ikhwan alhikmah untuk memperkuat energi keilmuanya,
>>>Lembar ketiga adalah permohonan pak toha pada abah untuk membantu keluarga pak toha dalam pengurusan penguburan pak toha..
Sesudah Pak Toha wafat tahun 1957, maka pada tahun 1958 abah Syaki mulai bergerak luas meninggalkan pekerjaannya dan fokus mengajarkan Ilmu Al-Hikmah.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Pada tahun 1965, di Lampung anggota Al-Hikmah sudah 10.000 anggota. Kemudian abah membentuk KSBPI ( Kesatuan Seni Budi Pekerti Islam ). Tapi di Malaysia disebut KSBPIM, karena sifatnya berbentuk kesatuan, maka didirikanlah CV. DENGKUL.

Tapi tidak lama karena Direkturnya bernama Marzuki (bukan anggota Al-Hikmah). Tidak menjalankan tugas dengan baik karena lebih tertarik dengan sekretarisnya sehingga tugas-tugas terbengkalai. CV. DENGKUL lalu di bubarkan oleh Abah H.Syaki. Dengan terlebih dahulu menyelesaikan hutang piutang perusahaan.

Setelah selesai abah kembali ke Jakarta, dengan maksud melapor ke KSBPI Pusat Tapi ketika sampai abah mendengar suara gaduh dari ruangan ustadz Ramli. Setelah salam 3x tanpa menunggu balasan abah langsung masuk, abah pun bertanya, ” sedang apa kamu Ramli ”. ” sedang meng-Islamkan setan ”, jawab Ustadz Ramli Abah pun marah karena jawaban itu, KSBPI pun dibubarkan.

Sampai di rumah abah bingung mau dinamakan apa Ilmu Allah ini?

Sejarah tentang siapa Abah Syaki, sangat sedikit yang mengetahui, saya pribadi pun hanya mendengar cerita dari para senior tentang beliau.. itupun kisahnya banyak yang tak masuk akal.. dan jika di konfirmasi kepada H Romly beliau kebanyakan senyum saja, dan bahkan sering mengatakan tidak benar itu.

Termasuk perjumpaan beliau kepada Abah Toha di Jakarta, diceritakan bahwa masa dahulu itu, Abah Saki sempat menjadi Centeng di Tg.Priok, dan abah Syaki ternyata juga mahir dalam bermain silat yang sifatnya fisik, namun tidak diceritakan Silat apakah yang dipegang oleh Abah Syaki.

Sehingga ketika bertemu dengan Abah Toha, segera saja Abah Syaki menjajalnya dengan menyerang secara fisik.., dan hasilnya..., abah Syaki sampai terjerembab jatuh bahkan dikatakan sampai nyungsep masuk ke got itulah sebab, mengapa kemudian diceritakan kemudian Abah Syaki menyatakan takluk dan langsung berguru kepada Abah Toha.. Setelah pelajaran dirasa cukup, Abah Toha kemudian memerintahkannya untuk melanjutkan pelajaran kepada Abah H. `Amilin yang berdomisili di Dayeuh Kolot Bandung.

Diceritakan kemudian, Abah segera berangkat ke Bandung.. dan perjumpaan terjadi di tengah sawah.. tatkala Abah kemudian bertemu dengan seorang petani yang berperawakan kecil lalu bertanya.. dimanakah rumahnya Abah H. Amilin.. lalu disambut dengan pertanyaan lagi, untuk apakah kamu mau kesana..lalu dijawab Abah, mau berguru sesuai amanat dari Abah Toha.. yang ada, Abah segera ditantang berkelahi oleh petani itu.. dan segera saja Abah melayani dengan mengeluarkan jurus silatnya.. dan terjadi lagi... hanya dengan sedikit gerakan mengibas.., abah langsung terjatuh dan tidak bisa bergerak..

Akhirnya petani itu tersenyum, dan kemudian menunjukkan arah rumahnya H.`Amilin.. lalu berangkatlah Abah Syaki dengan perasaan herannya.. mencari ke arah yang ditunjukkan.. dan sesampainya di rumah H.`Amilin.. betapa kagetnya Abah... ternyata... Abah H.`Amilin ialah.., petani yang ditemuinya tadi di lokasi sawah .. Beliau sudah ada di rumah itu dan mengenalkan dirinya ialah yang dicari.

Demikianlah selanjutnya abah Syaki diceritakan kemudian menerima pelajaran Asmak sebanyak 28 amalan, yang terbagi kepada 4 bagian / tingkatan.. Hal inilah yang menyebabkan kemudian, setelah itu Abah direstui untuk membuka pelajaran Hikmah di Cisoka, yang kemudian berdiri dengan nama Al Hikmah.

Dikutip dari:: http://kisawung.multiply.com/journal/item/6/Al_Hikmah

Pada awalnya abah menerima ilmu dari pak toha tanpa wiridan... namun pada tahun 1957 saat detik detik terakhir hayat pak toha... beliau menitipkan surat kepada adik abah yang pada saat itu sedang aplusan dengan abah menunggu pak toha... yang kemudian di sampaikan surat itu kepada abah.. yang ternyata isinya terdapat 3 lembar..

>>>Lembar pertama adalah syarat syarat yang harus di pegang oleh para penerima ilmu
>>>lembar kedua isinya 6 wiridan yang sekarang menjadi salah satu kewajiban para ikhwan alhikmah untuk memperkuat energi keilmuanya,
>>>Lembar ketiga adalah permohonan pak toha pada abah untuk membantu keluarga pak toha dalam pengurusan penguburan pak toha..

Sepeninggal pak toha... abah mulai mengembangkan keilmuanya sehingga sampai mempunyai anggota ribuan.. bahkan pada tahun 1965 anggota nya di lampung mencapai 10ribu orang..

Saat itu namanya belum alhikmah.. tetapi masih KSBPI ( kesatuan seni budi pekerti islam) dan masih satu rumpun dengan SINLAMBA
Namun karena banyak berselisih faham dengan murid pak toha yang lainya abah pun shalat istikharah.. yang akhirnya mendapatkan petunjuk untuk memberi nama dengan AL-HIKMAH... Abah melakukan Istikharoh dan hasilnya turun nama AL – HIKMAH.


C.SEJARAH K.H.AMILIN BIN H.MANSYUR

KH.AMILIN atau yang bergelar Abdul Jabbar dilahir SEKITAR 1800 di Garut dan wafat tanggal 22 September1962 dimakamkan DAYEUH KOLOT BANDUNG.Shohibul hikayat Haji AMILIN atau para penghayat Abdul Jabbar atau para murid beliau di bandung dan Garut sering memanggil dia dengan sebutan penghormatan MAMAK amilin,beliau juga sempat berguru kepada HAJI ODDO bin SYAIKH ABDUL KARIM al-bantani Yang memiliki pesantren berada di daerah Karawang(Rengas Dengklok),syech abdul karim al-Bantany seorang ulama besar yg mewariskan thoriqoh qodiriyah naqsyabandiyyah dari syech akhmad khotib sambas Bin Abdul GHOFFAR (Lahir di Sambas-Kalbar bermukim dan tinggal dimekkah sebagai pendiri thoriqot naqsyabandiyyah qodariyah) Kepada H.ODDO.

KH.AMILIN juga sempat berguru dan bermukim di Mekkah Al-Mukarromah .Salah satu gurunya di mekkah adalah “Syaikh Fathoni,”yang menurut riwayat adalah yang memberi beliau gelar “Abdul Jabbar’ yang berarti hamba allah yang gagah perkasa. Abdul Jabbar adalah diri kita yang artinya sebagai manusia adalah abdi allah yang gagah perkasa (Abdul Jabbar) sebagai khalifah di mukabumi. Jadi Asmak Abdul Jabbar adalah penginisasian diri atau mengembalikan manusia ke arah seharus nya sebagai pemegang kendali alam semesta dan sebagai pengemban tugas dari sang maha pencipta.

Pada zaman penjajahan Mamak Haji Amilin bersama degan murid-murid nya memakai tanda gelang berwarna merah di pergelangan tangan,sehingga mereka lebih di kenal dengan sebutan “Pasukan Gelang Merah”. Dalam menghadapi Belanda, Pasukan Gelang Merah tidak menggunakan senjata alias hanya menggunakan tangan kosong. Walawpun murid-murid beliau banyak berguguran menghadapi belanda yang bersenjata lengkap,tapi murid-murid beliau tetap berhasil memenangkan perang melawan Belanda. Karena hanya menggunakan tangan kosong mengahdapi belanda,tangan mereka banyak berlumuran darah sehingga mereka juga di kenal dengan sebutan “Si Tangan Merah”.

Selama menjalani dan membina sebagai guru Asma Abdul Jabbar,di daerah Garut, Jakarta,dan Bandung atau lebih tepatnya di daerah Dayeuh Kolot Bandung. H. Amilin di kalangan murid-murid nya sering di panggil dengan sebutan Mamak Haji Amilin atau ada juga yang memanggil beliau dengan sebutan Mamak Pagreksa Haji Amilin, sedanhkan murid-muridnya di panggil dengan sebutan Pala Putra Mamak,”Pala” adalah sebutan jamka atau lebih dari satu putra Mamak Haji Amilin.

H. Amilin semasa hidupnya dulu banyak meluruskan orang-orang yang mencari atau mengunggulkan kedigdayaan. Banyak yang di lucuti baik isim-isim, jimat, bahkan niat nya orang-orang itu di luruskkan zikirnya hanya karena Allah semata. Di ingat kan untuk meningkatkan ke ikhlasan dan di beri wasiat agar tekad,ucap,jeung lampah(niat,perkataan,dan tindakan) selaras dengan perintah allah swt di beritahukan makna basmalah,dua kalimah sahadat,innalillahi...,haokollah... supaya lurus. Beliau juga berwasiat,jangan mengurusi khodam apalagi mitos. Wasiat yang terpenting adalah untuk selalu menjaga tauhid. Bahkan dalam zikir asma di katakan , barang siapa niat nya berzikir asma abdul jabbar,bukan karena allah dan termasuk di jadikan sulap,maka akan mengalami kecelakaan di dunia dan akhirat.

“untuk memukul ? (memukul siapa)
“untuk menjaga ? (dari apa)
Yang menjaga itu allah atau hijib ?..
Tengok ini untuk itu,itu untuk ini..
Dalam mengamalkan “(kalimah asma abdul jabbar)” ini,semata-mata hanya untuk berbakti diri kepada allah dan tidak untuk kepentingan dunia,kesaktian,kekayaan,da lain-lain.

Lihatlah nabi besar Muhammad SAW yang tidak ada satupun manusai yang lebih ma’rifat kepada allah selain beliau,kalau lah memang beliau kebal atau sakti, mengapa saat perang uhud beliau terluka dan jika kaum Quraisy menghina untuk mengeluarkan mu’jizat atau pun hal aneh lainnya, beliau hanya menjawab :
“AKU HANYA UTUSAN ALLAH SWT YANG DI UTUS KEPADAMU,YANG DI KATAKAN KEPADAKU BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ALLAH”.

Sedangkan mu’jizat/karomah yang di alami baik oleh nabi besar muhammad SAW atau Mamak Haji Amilin yang sering di ceritakan para sepuh adalah benar tapi itu semata-mata adalah kehendak dan rahmat allah SWT bukan kehendak atau kemauan beliau. Allah berfirman dalam al-qur’an : “saat kamu melempar, maka bukan kamu yang melempar’tapi allah lah yang melempar”. Dan lihatlah iblis yng mampu terbang dan berpindah dari ujung barat ke ujung timur hanya dengan sekejap mata ! namun tetap saja dia terlaknat di hadapan allah swt.


MAKNA ASMAK ABDUL JABBAR/PERMOHONAN


>>TA’AWUDZ : A’UDZUBILLAHI MINASYAITHOIRRODZHIIM
Aku berlindung kepada allah dari godaan syaithan yang terkutuk,makna nya : dalam mengarungi hidup yang berat ini setan senantiasa menggoda manusia dengan laknatnya oleh karena itu,kita harus berlindung kepada allah agar terhindar dari laknat tersebut dengan cara mendekatkan diri kepada hukum-hukum allah

>>BASMALAH : BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM
Selain kita berlindung kepada hukum-hukum allah,maka kita mejalankan segala sesuatu dengan mengatas namakan allah. Artinya kita bertindak di muka bumi ini mewakili allah (khalifah di muka bumi ini) oleh karena itu segal tindak tanduk kita harus sesuai dengan yang di inginkan oleh allah yang tercantum dalam al-qur’an.

>>SYAHADAT : ASYHADUALLA ILAHAILALLAH WA ASHADUANNAMUHAMADARRASULULLAH
Hukum dengan sifat-sifat allah yang kita pakai dan nabi Muhammad sebagai pelaku yang kita pakai untuk mejalani kehidupan.

>>INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAJIUUN
Dalam hal ini semua yang di langit dan di bumi akan kembali kepadanya, maka kita jangan lah menyombongkan diri,segala sesuatu dengan kalimat insya allah.

Jadi jelas amalan di atas tanggung jawab yang berat bagi yang membacanya,bila mana mengingkari atau mengkhianati sansinya akan sangat berat. Semua nya karena sahadat diri, setiap abdul jabbar akan membawa shadatnya masing-masing kelak di hari akhir dan setiap abdul jabbar akan bertanggung jawab atas diri sendiri di hadapan shadatnya. Siapapun orang yang memvonis sesuatu karena sebab wirid nya asma abdul jabbar hanyalah semata-mata keridhoan allah terhadap hambanya yang senantiasa mengingatnya dalam keikhlasan, “CUKUPLAH ALLAH YANG MENJADI PELINDUNG DAN HANYA KEPADA ALLAH LAH KITA MEMOHON PERLINDUNGAN, dalam pengamalannya yang di ajarkan Mamak haji Amilin, asma abdul jabbar tidak memakai istilah guru atau murid, karena kita sama di mata allah,sama manusia nya.


APAKAH KITA SUDAH BENAR MENJADI MANUSIA ATAU SUDAHKAH MENJADI MANUSIA YANG BENAR?

Saksikan niat,ucap,dan perbuatan kita,apakah sudah betul sesuai dengan al-qur’an dan hadits. Salah satu wasiat mamak haji Amilin yang tercantum dlm kitab wasiat Asma Mamak Haji Amilin dalam bahasa Sunda dan di terjemahkan : ketika anda hendak mencari ilmu,harus di perhatikan bagaimana perilaku gurunya,bagaimana pelaksanaan ilmunya atau rnedah hati nya serta kasih sayang nya kepada murid. Dengan menurunkan ilmu,sebab mencari ilmu itu wajib dengan pelaksanannya. Mencari ilmu itu wajib bagi laki-laki dan perempuan,oleh karena itu perhatikan lah perilaku gurunya,karena ilmu yang paling utama itu adalah ilmu tingkah laku (akhlak) dan amal yang paling utama adalah memelihara tingkah laku.

Pepatah para sepuh= tetaplah seperti ilmu padi semakin berisi semakin merunduk,takut karena apa,berani punya apa. Dalam masa penyebaran ajaran Asma Abdul Jabbar, Mamak Haji Amilin telah memberikan contoh teladan dari ajara asma yang baik. Hingga menurut kisah pala putra da keluarga beliau yang hadir pada saat Mama Haji Amilin mendekati ajal,Mamak Haji Amilin masih berpesan :Ulah musyrik....Ulah musyrik......Ulah Musyrik.....(jangan musryik 3x), lalu beliau pun meninggal. Karena ajaran Asma Abdul Jabbar pernah di katakan sebagai aliran sesat oleh beberapa ulama,tuduhan sesat ini muncul dari masalah ke amanan,akidah dan persaingan perguruan.

Perdebatan yang serius terutama dalam pengistilahan : ABDUL JABBAR : dalam kalimah yang beliau sampaikan karena “Abdul itu di identikkan dengan makhluk bukan kholik,di khawatirkan dengan adanya penyimpangan akidah,namun alhamdulillah akhirnya setelah mencerna sesuai pemahaman HAKEKAT,terutama dari asbabun nuzulnya masalah tersebut selesai. Mereka menyimpulkan bahwa ajaran kalimah asma abdul jabbar mengandung penghayatan hakekat yang memang dalam.

Setelah salah satu penerus beliau menjelaskan kepada menteri agama akhirnya dapat di terima dan akhirnya nama ajaran sesat itu di cabut,namun akhirnya asma terpececah, yang di Jakarta di sebut asma intelek oleh yang di bandung karena ilmu dipergunakan ke kalangan luas dan membantu yang lemah secara massal,akhirnya banyak yang mengakui termasuk bapak Ali Sadikin almarhum yang pada waktu itu enjabat sebagai gubernur DKI.


HAKIKAT DAN NITSBAT ISMU ABDUL JABBAR

Nitsbat Ismu Abdul Jabbar ialah kepada tiga hamba allah : yaitu Malaikat Jibril Allaihissholatu Wassallam,Nabi Musa Allaihissholatu Wassallam, dan abi Besar Muhammad Rasulullahu Shalallahu alaihi wassallam (dalam kitab Syamsul Ma’arif Al Kubro) Mungkin itulah filosofi ajaran Abdul Jabbar dari Mamak haji Amilin yang dalam pengalamannya di fokus pada “pengencangan otot ke dua lengan” di sertai dengan dzikir asmak-Nya.

Simbol lengan adalah filosofi kekuasaan dan power untuk merubah ke adaan, pada jibril Allaihissholatu Wassallam= lengan di simbolkan sayapnya yang jika di kembangkan sangat lebar dan panjang sekali dari ujung timur sampai ke ujung barat. Pada Nabi Musa Allaihissholatu Wassallam = lengannya yang bercahaya Pada Rasulullahu Shalallahu alaihi wassallam = di simbolkan sebagai “rahmatan lil alamin” Hakikat Ismu Abdul Jabbar : dalam menggali khazanah ke ilmuan ismu Abdul jabbar adalah:

TA’AWWUDZ:

Pangreksa Allah adalah ismu yang mejadikan mengawali segala sesuatu yang yang dhohir :ALLAHU ISMUNLIDZTI WAJIBIL WUJUD,”Kalimat diatas merupakan kalimah peraksian terhadap asma yang merupakan kalimah cahaya awal kejadian.

BASMALAH:

Dengan menyebut Asma Allah Arrohman dan Arrohim disini tersirat sebuah pemahaman “ASMA DZAT”.LAITSA KAMITSLIHI SYAI-UN Yakni ARRAHMAN dan ARRAHIM .Arrahman adalah ismuz Zat ismuz zat yang mengantarkan kepada Nikmat dunia. Arrahim adalah ismuzzat yang mengantarkan kita kepada nikmat di akhirat. Tetapi ini bukan berarti pengkotakan terhadap nikmat Allah.Karena ini adalah Ismu yang begitu lafazd ALLAH adalah ismu yakni ismu DZAT LIDZATI WAJIBILWUJUD Sama juga dengan dzat > Laitsya kamitslihi syai-un ............

KONSEPSI ABDUL JABBAR
Merupakan perwujudan dari tiga Pengreksa Allah yakni:
1.Jiwa
2.Ruh
3.Raga

Dalam bahasa lain disebut :
1.Nur
2.Kamilah
3.Baliah
Dalam bahasa lain disebut:
1.Tekat
2.Ucap
3.Lampah

SYAHADAT:

Maka dengan ketiga perkara diatas aku bersaksi bahwa,”LAA ILHA ILLALLOH MUHAMMADDARRASULULLAH,”Ini berarti meniadakan ILLAH(TUHAN/HIJAB)Yang ada pada ketiga perkara diatas kecuali hanya kepada Allah..........................”dan bahwa Muhamad SAW Adalah Utusan Allah.”Disinilah kita menyadari bahwa segala sesuatu merupakan Pengreksa atau karena izin Allah dan keridhoan Allah, KONSEPSI inilah muncul kalimah Ke 4 yakni:
INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI ROOJI-UUN:Bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembalipun kepada ALLAH ....................
Dengan berdasarkan empat kunci ini,maka insya Allah IKHWAN al-hikmah DIHARAPKAN menjadi seORANG MANUSIA menjadi ABDUL JABBAR yang merupakan KHOLIFAH yang memiliki pangkat “MUHAMMAD SAW”Sebagai “wamaa arsalnaaka rahmatan lil alamin.” Ini yang menjadi cita-cita kita semua sebagai hamba Allah sehingga kita menjadi hamba yang selamat dan menyelamat sesama Makhluk ALLAH.


D. KH.Mama amilin abdul jabbar Dan Bung karno

Oleh: H. Muhammad Said Kusuma*




>>>SEJARAH YANG HILANG (MISSLINK<<<

Apabila kita berbicara tentang Pancasila, maka kita tidak akan lepas dari perjuangan tokoh-tokoh yang berhubungan dengan Pancasila, yaitu Tokoh-tokoh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), seperti:

>>Ir. Ahmad Soekarno
>>Muhammad Hatta
>>Sultan Syahrir
>>Douwes Dekker
>>Abdul Gani
>>Muhammad Yamin
>>Mochamad Toha


Toloh-tokoh dari Sisi “Spiritual”, yaitu :

>>Ir. Ahmad Soekarno
>>Mama Amilin Abdul Jabbar
>>Eyang Santri Kalammullah (Jati Kusuma)
>>KH. Surya Poerwanegara
>>Wali Cipta Gati Arjakusuma (Eyang Kencana Gading)
>>Mualim Adang



>>>>>>>> Perjalanan Sejarah Ir. Ahmad Soekarno dalam menentukan Pancasila sebagai Lambang Negara dan 17 Agustus 1945 sbg Hari Kemerdekaan Republik Indonesia <<<<<<<<


Perjalanan ini dimulai saat Anak Bung Karno yaitu Guntur Soekarno Putra berumur 10 Tahun (Di Gunung Guntur Garut). Terjadilah dialog antara Bung Karno dengan para Tokoh Spiritualnya itu. Setelah dialog itu lalu Bung Karno pergi ke Gunung Salak – BOGOR yaitu di Taman Sari di dekat sebuah Pohon Waru untuk berkhalwat, bermunajat kepada Allah SWT.

>>Khalwat Hari I (Pertama) BUNG KARNO
Dalam khalwat pada hari pertama itu, Bung Karno memohon bermunajat kepada Allah SWT; Apakah kiranya yang akan dipakai sebagai Lambang Negara Republik Indonesia ini? Pada hari itu tiba-tiba muncul se-ekor Burung Elang Bondol dan mendarat di Pohon Waru. Bung Karno berpikir, mungkinkah ini yang akan dijadikan Lambang Negara ? namun akhirnya Bung Karno meneruskan kembali khalwatnya memohon petunjuk dari Allah SWT.

>>Khalwat Hari II (Kedua) BUNG KARNO
Khalwat pada hari ke-Dua itu mendarat se-ekor Burung Elang Laut di pohon waru, yang besarnya melebihi Burung Elang Bondol. Saat Bung Karno melihat burung itu, ia berpikiran mungkinkah ini, tetapi Bung Karno akhirnya berpikiran mungkin bukan ini petunjuk dari Allah sebagai Lambang Indonesia sehingga Bung Karno akhirnya melanjutkan lagi khalwatnya.

>>Khalwat Hari III (Ketiga) BUNG KARNO
Pada khlawat hari yang ketiga itu tiba-tiba Bung Karno melihat dari atas udara turun se-ekor Burung Elang yang dari jauh kelihatan kecil lama kelamaan menjadi besar dan mendarat di Pohon Waru. Burung Elang itu mempunyai Bentangan Sayap 1,5 – 1,8 Meter yang berwarna Emas. Selanjutnya Burung Elang itu disebut juga Burung Rajawali yang merupakan Burung khas Indonesia khususnya Jawa Barat.

Setelah melihat Burung Rajawali (Elang) yang sedemikian besar itu, lalu Bung Karno meminta Petunjuk kepada Allah SWT. Jika Burung Rajawali ini benar sebagai Lambang Negara Republik Indonesia, Bung Karno mohon diberikan petunjuk dan tandanya. Sehingga pada saat itu tiba-tiba Burung Rajawali itu Mengepakkan Sayapnya sebanyak 3 (tiga) kali sambil mengangguk dan lalu berdiri sambil menunjukkan Dadanya. Selanjutnya Bung Karno pada saat itu berkeyakinan bahwa Burung Rajawali itu sebagai Lambang Negara Republik Indonesia.


>>>Dialog Bung Karno tentang Lambang Negara<<<

Setelah kejadian itu lalu Bung Karno mengadakan Dialog dengan Para Tokoh Spritritual, antara lain:

Mama Amilin Abdul Jabbar berpendapat ; Burung Elang atau Rajawali diganti namanya menjadi Burung Garuda. Eyang Santri Kalamullah berpendapat; Burung itu adalah Burung Garuda dengan Bahasa Alam utk Akhirat dan Agama. Dari Dialog itu maka Bung Karno bersepakat bahwa Lambang Negara Republik Indonesia adalah Burung Garuda.

>>>Dialog Hari Penentuan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia<<<

Pada masa itu Bung Karno mengusulkan tanggal 15 Agustus 1945 adalah sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia. Tetapi Eyang Santri Kalamullah mengusulkan Hari Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agurtus 1945. Sehingga pada rapat tersebut akhirnya semua sepakat bahwa 17 Agustus 1945 sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Adapun makna dari pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah sebagai berikut :

a. 17 ; berarti jumlah 17 Raka’at Shalat sehari semalam
b. 8 ; berarti 8 Arah Penjuru Mata Angin
c. 19 ; 19 huruf Hijaiyah BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
d. 45 ; berarti jika dijumlahkan menjadi angka 9 (sembilan) yang berarti Wali Songo yang telah berjasa menyebarkan agama Islam di Bumi Nusantara

Dari hal ini saja mestinya kita harus Bangga bahwa sesungguhnya Negara yang kita cintai ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri atas KASIH dan SAYANG Allah SWT yang dilimpahkan untuk Bumi Nusantara ini.

*sumber : http://zeroo-jelajahtauhid.blogspot.com/
*sumber: http://majelistaklimyayasanperguruanalhikmah.blogspot.com

8 komentar:

  1. coba belajar islamnya di http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/bahaya-bicara-agama-tanpa-ilmu.html

    BalasHapus
  2. يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ سَمِيعٌ عَلِيمُُ
    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Hujuraat: 1)

    BalasHapus
  3. وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
    Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya. (QS. Al-Isra’ : 36)

    BalasHapus
  4. sungguh orang yang lebih baik darinya (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) pun juga pernah terkena sihir. Bersamaan dengan itu, beliau tidak meminta pertolongan kepada tukang sihir, atau dukun, atau dajjal (untuk melawan sihir yang menimpa beliau -pent). Akan tetapi, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala.

    BalasHapus
  5. Wanita yahudi meracuni Rasulullah
    Sedangkan racun, seorang wanita yahudi telah menaruhnya untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. ’Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
    ان النبي صلى الله عليه وسلم يقول ثَمَّ في مرضه الذي مات فيه: “يا عائشة ما أزال أجد أَلَمَ الطعام الذي أكلته بخيبر فهذا أوان وجدت انقطاع أبهري من ذلك السم” (رواه البخاري مُعلّقاً)
    Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda ketika menderita penyakit yang akhirnya beliau meninggal dunia karenanya, “Wahai ‘Aisyah, aku senantiasa merasakan nyeri akibat makanan yang aku makan ketika aku berada di daerah Khaibar, dan sekarang ini adalah saatnya urat nadiku terputus karena pengaruh racun itu” (HR. Bukhari secara mu’allaq)
    Anas radhiyallahu ‘anhu juga menceritakan,
    أن امرأة يهودية أتت رسول الله صلى الله عليه وسلم بشاة مسمومة، فأكل منها، فجيء بها إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فسألها عن ذلك فقالت: أردت لأقتلك! قال: “ما كان الله ليسلطك على ذاك” أو قال: “عليّ”، قالوا: ألا نقتلها؟ قال: “لا”، قال أنس: فما زلت أعرفها في لهوات رسول الله صلى الله عليه وسلم (متفق عليه).
    Bahwa ada seorang wanita Yahudi datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa seekor kambing (bakar) yang telah diracuni. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memakan sebagian darinya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang untuk memanggil wanita (yang memberi kambing) itu dan wanita itu pun datang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam segera bertanya kepadanya tentang hal itu.
    Wanita itu menjawab, “Saya ingin membunuhmu.”
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah tidak menguasakanmu untuk atas hal itu”, atau beliau bersabda “ … atasku (yakni membunuhku -pent)”.
    Para shahabat berkata, “Perlukah kita membunuh wanita ini?”
    “Jangan!” jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
    Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Saya melihat bekas racun itu senantiasa berada di langit-langit mulut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam” (Muttafaqun ‘alaihi)
    Maksudnya, bekas racun tersebut tetap ada hingga beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat. **

    BalasHapus
  6. Semoga kharomah beliau senantiasa menghampiri umat2nya

    BalasHapus
  7. Itu lah yang saya dengar dari murid mama. Sperti cerita di atas

    BalasHapus
  8. Borgata Hotel Casino & Spa Ownership, Map & Floor Plans
    Borgata Hotel Casino 원주 출장마사지 & Spa's profile on Borgata Hotel Casino & 의왕 출장마사지 Spa 의정부 출장샵 includes data on the property and 평택 출장안마 casino's current and historic structure. 서귀포 출장샵

    BalasHapus